Memuat...

COKELAT HANGAT BEREMPAH


Musim hujan dengan cuaca yang dingin pasti tak seorang pun yang bisa menolak segelas cokelat hangat dengan aroma rempah yang nikmat. Sajikan cokelat hangat ini dengan kue-kue yang akan lebih menghangatkan suasana keluarga Anda.

Bahan-bahan/bumbu-bumbu:

Bahan Cokelat (aduk Rata):
500 ml susu cair hangat
25 ml cokelat bubuk

Bahan Sirup Gula:
300 ml air
100 gram gula pasir
2 cm kayu manis
1 buah cengkeh
1/2 sendok teh bumbu spekuk
1/2 sendok teh kayu manis bubuk untuk taburan

Cara membuat:
  1. Sirup gula, campur air, gula pasir, kayu manis, cengkeh, dan bumbu spekuk. Masak sambil diaduk hingga harum dan kental.
  2. Campurkan sirup dengan campuran susu cokelat.
  3. Sajikan dengan taburan kayumanis bubuk.
 Untuk 4 gelas

Sumber klik Disini 

DADAR GULUNG VLA JAGUNG

Akhir pekan biasanya dimanfaatkan untuk ngumpul bareng dengan semua anggota keluarga. Tak lengkap rasanya jika tak ditemani dengan camilan buatan sendiri. Kudapan nikmat yang pasti disuka semua anggota keluarga salah satunya ada cacar gulung vla jagung ini.

Bahan-bahan/bumbu-bumbu:

Bahan Kulit:
60 gram tepung terigu protein sedang
20 gram wafer rasa melon, dihaluskan
1 butir telur
1/4 sendok teh garam
1/8 sendok teh pasta pandan
200 ml santan dari 1/4 kelapa
40 gram gula pasir

Bahan Vla:
250 ml susu cair
2 sendok makan maizena
100 gram gula pasir
1 buah jagung manis sisir kasar
1 kuning telur
1/2 sendok teh pasta vanili
1 sendok makan margarin

Cara membuat:
  1. Vla, campur susu cair, maizena, gula pasir, dan jagung. Rebus sambil diaduk sampai meletup-letup. Matikan api. Masukkan kuning telur. Aduk cepat. Nyalakan kembali api. Aduk sampai meletup-letup.
  2. Masukkan pasta vanila dan margarin. Aduk sampai larut. Angkat. Dinginkan.
  3. Dadar, aduk tepung terigu, wafer, telur, garam, pasta pandan, santan, dan gula pasir.  Buat dadar tipis. Angkat. Lakukan hingga adonan habis.
  4. Ambil selembar kulit. Beri vla. Lipat kiri dan kanan. Gulung. Sajikan.
Untuk 20 buah

Sumber klik Disini

Daftar Nilai Kelas 6 Tahun Ajaran 2012/2013

Assamualaikum, dulur - dulur sadayana.!! Untuk Mengisi SKHU tolong nilai-nya samakan sesuai dengan yang sudah di kirim ke server UN, untuk operator dan guru kelas 6 silahkan download nilai raport kelas 6 sesuai yang sudah sesuai dengan yang di kirim ke server dengan mengklik link di bawah ini sesuai SD nya masing - masing, dan maaf postingan ini hanya untuk Sekolah Dasar yang ada di ruang lingkup UPTD Pendidikan Kec. Serangpanjang-Subang :
  1. SDN Arjasari klik DISINI
  2. SDN Cijengkol klik DISINI
  3. SDN Cikujang klik DISINI
  4. SDN Cintamekar klik DISINI
  5. SDN Cintawana klik DISINI
  6. SDN Cipancar klik DISINI
  7. SDN Karangsari klik DISINI
  8. SDN Kujangsari klik DISINI
  9. SDN Megamendung klik DISINI
  10. SDN Mekarlaksana klik DISINI
  11. SDN Mekarsari klik DISINI
  12. SDN Pasirluhur klik DISINI
  13. SDN Ponggang klik DISINI
  14. SDN Sarangsari klik DISINI
  15. SDN Silihwangi klik DISINI
  16. SDN Talagasari klik DISINI
  17. SDN Taman Harapan klik DISINI
  18. SDN Tunas Karya klik DISINI
  19. SDN Tunas Mekar klik DISINI
Attetion :
File berupa file foxpro.!!! Selamat bekerja dan tetap semangat. 



Membuat Label Bergerak (Blogumulus) di Blogspot

Tahukah temen-temen apa itu blogumulus? Blogumulus itu adalah label widget yang dibuat dengan basis flash animation. Widget ini akanb eraksi kalo pointer mouse dideketin ke widget ini. Pertama kali Blogumulus diciptakan oleh Roy Tankc tapi cuma terbatas untuk kaum pengguna Wordpress dan ngga mungkin untuk di pakai didalam Blogger. Tapi sekarang Amanda Fazani udah menyempurnakan widget ini sehingga bisa dipake di dalam blogger.
Ok..! langsung saja sebelum kita mengenal label itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Roy Tanck karena hasil karyanyalah label ini tercipta. Bagi yang belum mengetahui nama label tersebut saya akan memberitahukan label itu bernama Blogumulus atau sebagian orang mengucapkannya Blogumus itu..? Blogumulus itu awalnya diciptakan untuk pengguna Wordpress yang bernama Tag-Cumulus widget ini yang berbasis flash sehingga bisa dianimasikan. dan karena untuk saat ini sudah bisa dipakai di BLOGGER berkat kreatifitas Amanda Fazani, sebagai pengguna mesin blogger kita bisa memasang widget tersebut di blog kita. Thank's to Amanda Fazani atas kreatifitasnya. maka dirubahlah namanya menjadi Blogumulus Untuk melihat seperti apa label animasi ini, Oke, bagi anda yang tertarik untuk memasang label animasi atau label flash ini, kita langsung menuju pada langkah-langkahnya. 
  1. Login ke blogger dengan ID anda.  
  2. Klik Tata Letak.  
  3. KLik tab Edit HTML.  
  4. Klik tulisan Download Template Lengkap (ini untuk memback-up bila terjadi kesalahan). agar templatenya aman. 
  5. Cari kode yang mirip dengan kode di bawah ini : 
<b:section class='sidebar' id='sidebar' preferred='yes'>
          6.  Copy kode di bawah ini kemudian taruh kode tersebut (paste) dibawah kode di atas. 

    <b:widget id='Label99' locked='false' title='Labels' type='Label'> <b:includable id='main'> <b:if cond='data:title'> <h2><data:title/></h2> </b:if> <div class='widget-content'> <script src='http://halotemplates.s3.amazonaws.com/wp-cumulus-example/swfobject.js' type='text/javascript'/> <div id='flashcontent'>Blogumulus by <a href='http://www.roytanck.com/'>Roy Tanck</a> and <a href='http://www.bloggerbuster.com'>Amanda Fazani</a> Posted by <a href='http://adesyams.blogspot.com/'>Ade'S Tricks</a></div> <script type='text/javascript'> var so = new SWFObject(&quot;http://halotemplates.s3.amazonaws.com/wp-cumulus-example/tagcloud.swf&quot;, &quot;tagcloud&quot;, &quot;240&quot;, &quot;300&quot;, &quot;7&quot;, &quot;#ffffff&quot;); // uncomment next line to enable transparency //so.addParam(&quot;wmode&quot;, &quot;transparent&quot;); so.addVariable(&quot;tcolor&quot;, &quot;0x333333&quot;); so.addVariable(&quot;mode&quot;, &quot;tags&quot;); so.addVariable(&quot;distr&quot;, &quot;true&quot;); so.addVariable(&quot;tspeed&quot;, &quot;100&quot;); so.addVariable(&quot;tagcloud&quot;, &quot;<tags><b:loop values='data:labels' var='label'><a expr:href='data:label.url' style='12'><data:label.name/></a></b:loop></tags>&quot;); so.addParam(&quot;allowScriptAccess&quot;, &quot;always&quot;); so.write(&quot;flashcontent&quot;); </script> <b:include name='quickedit'/> </div> </b:includable> </b:widget>
             7.  Kemudian Save Template anda. 
      Note : Agar tampilan label animasi ini serasi dengan templet blog anda, sesuaikan kode-kode berikut dengan templet yang dipakai. Misal: Merubah lebar, tinggi dan warna background. Variable untuk lebar dan tinggi ada pada baris script berikut,

      var so = new SWFObject("http://halotemplates.s3.amazonaws.com/wp-cumulus-example/tagcloud.swf", "tagcloud", "240", "300", "7", "#ffffff");
      240 menunjukkan lebar widget. 300 menunjukkan tinggi widget. #ffffff menjukkan warna background. 100 menunjukkan kecepatan putaran. Merubah warna text. Variable untuk lebar dan tinggi ada pada baris script berikut,

      so.addVariable("tcolor", "0x333333");
      "tcolor" adalah flash variable, jadi pastikan hanya mengganti angkanya saja. Merubah ukuran font. Variable untuk lebar dan tinggi ada pada baris script berikut,

      so.addVariable("tagcloud", "<tags><b:loop values='data:labels' var='label'><a expr:href='data:label.url' style='12'><data:label.name/></a></b:loop></tags>");
      12 menujukan ukuran font yang digunakan. ~> bila anda menginginkan background yang transparan, maka anda tinggal menghapus tanda // dari script di atas
      //so.addParam(&quot;wmode&quot;, &quot;transparent&quot;);

      Referensi klik DISINI



      Memasang Translate Gambar Bendera di Blog

      Kebanyakan blog menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris dengan tujuan agar blognya dapat dimengerti oleh semua orang diseluruh dunia. Namun jangan khawatir apabila blog yang kita miliki berbahasa Indonesia, dengan menggunakan tambahan widget google translate maka blog kita yang berbahasa Indonesia akan dapat diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa yang digunakan di dunia, seperti bahasa Inggris, Perancis, Italia, Jerman, Brazilia, Portugal, Yunani, Jepang, Cina, Korea, maupun bahasa Arab. 

      Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan tutorial kepada teman-teman tentang cara memasang translate yang berupa gambar bendera. Tips ini baru saya dapatkan dari o-om. Baik, langsung saja pada langkah-langkahnya :
      1. Pertama login ke blogger terlebih dahulu
      2. Klik Tata Letak  
      3. Klik tab Elemen Halaman  
      4. Klik Tambah Gadget  
      5. Pilih Tambah HTML/JavaScriptCopy pastekan code translate di bawah kedalam kolom yang tersedia.
      Tampilan Ke-1

      Copas Code Dibawah

      <style>
      .google_translate img {
      filter:alpha(opacity=100);
      -moz-opacity: 1.0;
      opacity: 1.0;
      border:0;
      }
      .google_translate:hover img {
      filter:alpha(opacity=30);
      -moz-opacity: 0.30;
      opacity: 0.30;
      border:0;
      }
      .google_translatextra:hover img {
      filter:alpha(opacity=0.30);
      -moz-opacity: 0.30;
      opacity: 0.30;
      border:0;
      }
      </style>
      <div>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="English" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cen&hl=en'); return false;"><img alt="English" border="0" align="absbottom" title="English" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgGahuGKV6tam4nv1FzduhynrwDalm4hPcvKs2yVOcJ7WYNp1VHa57Phd6ORNGj19o875V4xSQtonwe3r89bAi-DqxNHO4WkmcxAxgiWFtUJ8jn7ngoB9iZWLTz8t7kj7QXkwfdk_C8rs/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="French" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cfr&hl=en'); return false;"><img alt="French" border="0" align="absbottom" title="French" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxPon6sFVtSd1SoW7VaPh9sf8z9-sK8Is6Gm5sToz6jm2OSyv_XZdwguXF1n4L8I6r8PmoNu6JYecMQHf6AGxL06xklfpukTimObkemcFDxQXMI_Xgnm_Lx7zpCbsu1-HJBIYOOang1LE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="German" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cde&hl=en'); return false;"><img alt="German" border="0" align="absbottom" title="German" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fmkr08nFuiaP_e9zHsUl0VvtMQwDkvq2VRPoZkygB0tP7Im8_0V_JxFt9ULnp__FCV2E2zlUL02E99vCJDmU8_Acv5eTI0I5CRiuNO04ZsqCsqjo-ifR_8I_CFaOMJIqq2h6y8j1sz73/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Spain" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Ces&hl=en'); return false;"><img alt="Spain" border="0" align="absbottom" title="Spain" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjAN7HXijyV4tk67zVyq2aWlaAVKBPT5Yt5cEIqQf5w8rf6HYns__o4QCfO8M5bnExnQLAYl0nJynCSH-4zwSomhQlDcgPJwsQRLm-DvzGzM-8kkvXo8O8pl0Nc1b0jrpmRSr14e22XdU/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Italian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cit&hl=en'); return false;"><img alt="Italian" border="0" align="absbottom" title="Italian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzAErZ4ZtPQadeOxZHwgPUsP86d0eAGRkYY-yAfJCs6FjLYzC53yOtPw9_5rUUXKVT2HnPYvsxlc76En9-GQOfEBQl3gZutiX74FqZJapOKw4VsuS3cuyrmSztZARrIPHrzhSGYkOI11k/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Dutch" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cnl&hl=en'); return false;"><img alt="Dutch" border="0" align="absbottom" title="Dutch" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8I3Tkl8_X6RHMF79D-Xi5Zht4kjvkp9DQZksaLkZdXGKUJXxekidY8FIDcwWPdSwuN-8t7ZeF3Ozp-B9jbSVUmQvxV8Pb4auRbGWJ9kn6Pa-MUbjsADtk6hAI3-Amv0RVdLteFoGUCJU/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <br /><br />
      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Russian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cru&hl=en'); return false;"><img alt="Russian" border="0" align="absbottom" title="Russian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKzfLESCl8yMKONoCSFvZyd5pe0Nh_SYfy_pVRgdI9G9cZNx0xoK-LYwfz-IOshPQdY2yeMGXImSD9d9uIGolBPd_In3iEe7DfRlEHkFIZMnmJz0-mg8SImMLBH5Z2V4AfqWaLWRs1qEs/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Portuguese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cpt&hl=en'); return false;"><img alt="Portuguese" border="0" align="absbottom" title="Portuguese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh9ZUEfItkdBEa9yIrIYskR35Gi_98a6sbLT9itNoZ-0NlwT3YO1OIPFuYqwdIBVUwpMaBaQjoTNPAV2mLGpboVQ8laLWGgmJfLUoDyNF5Go-WAkCbrEsloZ_2vKScCsy2a8Wrgs9DUfg/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Japanese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cja&hl=en'); return false;"><img alt="Japanese" border="0" align="absbottom" title="Japanese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis1kXs40FdKn4_ZT8jDMSQ1_2vahDicA2ku6KHUWNX46Hk1M4FAoi34puRz6eI0wfjTMLR_rxxgSsL1bF7W3JewZ6jC6KfGg3w5b6IjLHAcgSjc59Gt7g0-PnKgby6LrPwQlS0JFsDh7Q5/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Korean" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cko&hl=en'); return false;"><img alt="Korean" border="0" align="absbottom" title="Korean" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi875DGwY7kCu-5bTAHTF3bjhTYG3ju6GNptOvqeOak6-rQWvr6NW1IiPyq8qN7rd8i-7zhjk4F3ZYKcQ-AAZbxe65UfwunMk8C8AVvqAkvt8yQ_ks3ySx5lYCszANm7WD6LQpljgEOaJg/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Arabic" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Car&hl=en'); return false;"><img alt="Arabic" border="0" align="absbottom" title="Arabic" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjCZDtO0TVRVA-IH-4CQGSq5qOfjdeT3c9nmelATJufkPaRYDITdGevbFGEC2ZE7iybHqaksXUfNjPudHJcrBTFJ0saZsHM8vYvjYCvTcYZ9_9t2hLu1ULCS5vN8kWDJuNtZxWvBpdL4/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Chinese Simplified" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Czh-CN&hl=en'); return false;"><img alt="Chinese Simplified" border="0" align="absbottom" title="Chinese Simplified" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwF60Q-ZGLp2TxA9Txk0QYIAdv7iUwKRUqUdTgIPsZz9dfnfxINnpp9F81mNuVFqJTDZwjhfhatHckGNECWPeO0yvJbeWgCZS6820sTPZ_4tfjdQZrjMK1EXbwcqt0-qT_tn-HmtSXtXE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      </div> <div style=font-size:10px;margin:8px 0px 3px 0px>
      by : <a href=http://www.blogspottutorial.com/>BTF</a>
      </div>

       Tampilan Ke-2

       

      Copas Code Dibawah

      <style>
      .google_translate img {
      filter:alpha(opacity=100);
      -moz-opacity: 1.0;
      opacity: 1.0;
      border:0;
      }
      .google_translate:hover img {
      filter:alpha(opacity=30);
      -moz-opacity: 0.30;
      opacity: 0.30;
      border:0;
      }
      .google_translatextra:hover img {
      filter:alpha(opacity=0.30);
      -moz-opacity: 0.30;
      opacity: 0.30;
      border:0;
      }
      </style>
      <div>
      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="English" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cen&hl=en'); return false;"><img alt="English" border="0" align="absbottom" title="English" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgGahuGKV6tam4nv1FzduhynrwDalm4hPcvKs2yVOcJ7WYNp1VHa57Phd6ORNGj19o875V4xSQtonwe3r89bAi-DqxNHO4WkmcxAxgiWFtUJ8jn7ngoB9iZWLTz8t7kj7QXkwfdk_C8rs/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="French" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cfr&hl=en'); return false;"><img alt="French" border="0" align="absbottom" title="French" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxPon6sFVtSd1SoW7VaPh9sf8z9-sK8Is6Gm5sToz6jm2OSyv_XZdwguXF1n4L8I6r8PmoNu6JYecMQHf6AGxL06xklfpukTimObkemcFDxQXMI_Xgnm_Lx7zpCbsu1-HJBIYOOang1LE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="German" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cde&hl=en'); return false;"><img alt="German" border="0" align="absbottom" title="German" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4fmkr08nFuiaP_e9zHsUl0VvtMQwDkvq2VRPoZkygB0tP7Im8_0V_JxFt9ULnp__FCV2E2zlUL02E99vCJDmU8_Acv5eTI0I5CRiuNO04ZsqCsqjo-ifR_8I_CFaOMJIqq2h6y8j1sz73/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Spain" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Ces&hl=en'); return false;"><img alt="Spain" border="0" align="absbottom" title="Spain" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXjAN7HXijyV4tk67zVyq2aWlaAVKBPT5Yt5cEIqQf5w8rf6HYns__o4QCfO8M5bnExnQLAYl0nJynCSH-4zwSomhQlDcgPJwsQRLm-DvzGzM-8kkvXo8O8pl0Nc1b0jrpmRSr14e22XdU/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Italian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cit&hl=en'); return false;"><img alt="Italian" border="0" align="absbottom" title="Italian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzAErZ4ZtPQadeOxZHwgPUsP86d0eAGRkYY-yAfJCs6FjLYzC53yOtPw9_5rUUXKVT2HnPYvsxlc76En9-GQOfEBQl3gZutiX74FqZJapOKw4VsuS3cuyrmSztZARrIPHrzhSGYkOI11k/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Dutch" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cnl&hl=en'); return false;"><img alt="Dutch" border="0" align="absbottom" title="Dutch" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8I3Tkl8_X6RHMF79D-Xi5Zht4kjvkp9DQZksaLkZdXGKUJXxekidY8FIDcwWPdSwuN-8t7ZeF3Ozp-B9jbSVUmQvxV8Pb4auRbGWJ9kn6Pa-MUbjsADtk6hAI3-Amv0RVdLteFoGUCJU/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Russian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cru&hl=en'); return false;"><img alt="Russian" border="0" align="absbottom" title="Russian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKzfLESCl8yMKONoCSFvZyd5pe0Nh_SYfy_pVRgdI9G9cZNx0xoK-LYwfz-IOshPQdY2yeMGXImSD9d9uIGolBPd_In3iEe7DfRlEHkFIZMnmJz0-mg8SImMLBH5Z2V4AfqWaLWRs1qEs/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Portuguese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cpt&hl=en'); return false;"><img alt="Portuguese" border="0" align="absbottom" title="Portuguese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh9ZUEfItkdBEa9yIrIYskR35Gi_98a6sbLT9itNoZ-0NlwT3YO1OIPFuYqwdIBVUwpMaBaQjoTNPAV2mLGpboVQ8laLWGgmJfLUoDyNF5Go-WAkCbrEsloZ_2vKScCsy2a8Wrgs9DUfg/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Japanese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cja&hl=en'); return false;"><img alt="Japanese" border="0" align="absbottom" title="Japanese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis1kXs40FdKn4_ZT8jDMSQ1_2vahDicA2ku6KHUWNX46Hk1M4FAoi34puRz6eI0wfjTMLR_rxxgSsL1bF7W3JewZ6jC6KfGg3w5b6IjLHAcgSjc59Gt7g0-PnKgby6LrPwQlS0JFsDh7Q5/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Korean" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cko&hl=en'); return false;"><img alt="Korean" border="0" align="absbottom" title="Korean" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi875DGwY7kCu-5bTAHTF3bjhTYG3ju6GNptOvqeOak6-rQWvr6NW1IiPyq8qN7rd8i-7zhjk4F3ZYKcQ-AAZbxe65UfwunMk8C8AVvqAkvt8yQ_ks3ySx5lYCszANm7WD6LQpljgEOaJg/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Arabic" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Car&hl=en'); return false;"><img alt="Arabic" border="0" align="absbottom" title="Arabic" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjCZDtO0TVRVA-IH-4CQGSq5qOfjdeT3c9nmelATJufkPaRYDITdGevbFGEC2ZE7iybHqaksXUfNjPudHJcrBTFJ0saZsHM8vYvjYCvTcYZ9_9t2hLu1ULCS5vN8kWDJuNtZxWvBpdL4/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>

      <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Chinese Simplified" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Czh-CN&hl=en'); return false;"><img alt="Chinese Simplified" border="0" align="absbottom" title="Chinese Simplified" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwF60Q-ZGLp2TxA9Txk0QYIAdv7iUwKRUqUdTgIPsZz9dfnfxINnpp9F81mNuVFqJTDZwjhfhatHckGNECWPeO0yvJbeWgCZS6820sTPZ_4tfjdQZrjMK1EXbwcqt0-qT_tn-HmtSXtXE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a>
      </div> <div style=âfont-size:10px;margin:8px 0px 3px 0pxâ>
      by : <a href=http://www.blogspottutorial.com/>BTF</a>
      </div>

      Temen-temen bisa menambah negara mana lagi yang mau ditampilkan, silahkan dicoba. Semoga bermanfaat

      Biografi Arthur Davidson - Pendiri Harley-Davidson


      Harley-Davidson merupakan sebuah merk besar yang tersemat pada sebuah Sepeda Motor yang tangguh asal Amerika Serikat yang didirikan oleh William Harley dan Arthur Davidson. Salah Satu dari Pendiri Harley-Davidson, Arthur Davidson dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 11 Februari 1881, Arthur Davidson dan rekannya, William S. Harley, sama-sama memiliki ide untuk membuat sebuah sepeda motor, sehingga pada tahun 1903, mereka mendirikan Perusahaan Sepeda Motor dengan nama Harley-Davidson Motor Company dengan dibantu oleh dua orang saudara laki-laki Davidson. Publik Amerika akan segera berkenalan dengan nama Harley-Davidson sebuah merk sepeda motor yang akan berkembang pesat menjadi merek paling populer di dunia sepeda motor. Arthur Davidson adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang pembuat lemari. Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal dari Arthur Davidson.

      Memasuki akhir abad 18, Sepeda telah diciptakan dan popularitasnya sedang berkembang pesat di seluruh Amerika Serikat. Ini memungkinkan orang untuk pergi lebih jauh dan lebih cepat daripada sebelumnya, dan jutaan orang kemudian menjadikannya sebagai modus baru dalam bertransportasi. Tapi ini hanyalah awal untuk bagi Davidson dan rekannya Harley, yang pada waktu itu bekerja sebagai pembuat desain dan teman masa kecilnya William Harley, yang bekerja sebagai mekanik. Pada tahun 1901 mereka berdua mencari cara membuat ide baru dalam hal bertransportasi dengan membuat sebuah sepeda motor, yang bisa tersedia untuk umum dan dipakai oleh rata-rata penduduk Amerika, sehingga memungkinkan orang untuk melakukan perjalanan lebih cepat dan mudah dibanding sepeda. Pada saat itu, sepeda bermotor telah dikembangkan di Eropa namun secara terbatas, di Amerika Serikat sendiri telah ada sekitar 10 tahun sebelumnya tapi sepeda motor saat itu umumnya tidak tersedia untuk umum.

      Harley dan Davidson kemudian bekerja keras dalam sebuah gudang yang menjadi kantor pertama sekaligus bengkel awal mereka yang dibangun di halaman belakang Davidson, mereka kemudian membuat nama perusahaan Harley-Davidson Motor Company. Pada tahun 1903, dengan bantuan saudara Davidson, mereka memproduksi sepeda motor pertama mereka. Pada 1904 mereka membuat tiga sepeda motor, salah satunya dijual pada akhir tahun kepada CH Lang of Chicago, dealer Harley-Davidson pertama. Setelah perusahaan mulai berkembang, mereka mulai untuk memperoduksi sepeda motor mereka dalam skala lebih besar sehingga pada tahun 1906, Harley Davidson dan dua saudara Davidson mulai membangun pabrik di Milwaukee dan menghasilkan 50 sepeda motor lebih banyak. Tahun berikutnya mereka telah meningkatkan produksi tahunan mereka dengan merekrut 35 orang pekerja dan membuat sekitar 1.000 sepeda motor dalam setahun.

      Langkah selanjutnya dari Arthur Davidson adalah meyakinkan para pejabat pemerintah bahwa sepeda motor harus mengganti sepeda di US Postal Service. Pada tahun 1914 Layanan Pos memiliki lebih dari 4.800 Harley-Davidson sepeda motor di armada transportasi. Ketika Perang Dunia I mulai, Hampir seluruh sepeda motor Harley-Davidson produksinya ditangguhkan untuk masyarakat, dan hanya diproduksi untuk militer dan menyediakan ribuan sepeda motor dalam hal medukung peperangan. sepanjang PD I, sekitar 20.000 unit sepeda motor Harley-Davidson dikirim ke medan pertempuran. Meski masih tersisa 14.600 unit lagi yang belum diproduksi karena berakhirnya perang, Harley-Davidson berubah bak bintang.

      Sepeda motor tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat AS, karena dinilai cukup membantu negara "Paman Sam" dalam medan pertempuran. Citra "Motor Nasionalis" pun disematkan masyarakat kepada sepeda motor tersebut. Sejumlah media massa ramai memperbincangkan "kehebatan" kendaraan Harley Davidson. Slogan “Uncle Sam’s Choice; Harley-Davidson” pun terpampang dalam salah satu iklan perusahaan tersebut pada era 1920-an. Di masa itu, Harley-Davidson akhirnya memulai masa keemasannya. 

      Harley-Davidson kemudian menjadi legenda dan mampu mengungguli pesaing-pesaingnya hingga menjadi perusahaan sepeda motor terbesar di dunia hingga masa kini. Pada saat perang berakhir, Harley-Davidson telah menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia, dan menjadi sepeda motor yang bisa dibeli dilebih dari 2.000 dealer di 67 negara di seluruh dunia.

      Seiring waktu, Arthur Davidson kemudian mulai mengurangi aktivitasnya dalam perusahaan dan bisnis yang ia rintis dan mulai menghabiskan lebih banyak waktunya dalam menyumbangkan dananya dalam bidang sosial. Dia membentuk dana perwalian danmembeli sebuah tanah yang kemudian disumbangkan untuk sebuah kamp Pramuka dan membuat sebuah rumah di Wisconsin untuk orang buta, serta banyak usaha sosial lainnya. Pada tanggal 30 Desember 1950, Arthur Davidson dan istrinya, dan dua dari teman mereka mengalami kecelakaan mobil  di dekat Milwaukee. Dia meninggalkan kerajaan sepeda motor dan perusahaan publik yang diperdagangkan senilai lebih dari $10 miliar. Untuk menghormati warisannya, pada tahun 1998 ia dilantik ke dalam Hall of Fame motor AMA bersama William Harley.

      Referensi klik DISINI

      Biografi William Harley - Pendiri Harley-Davidson


      Siapa yang tidak mengenal Motor Harley-Davidson, sebuah "Motor Gede (MoGe)" buatan Amerika Serikat yang legendaris dan tangguh. Harley-Davidson didirikan oleh dua orang yaitu William Harley dan Arthur Davidson. Salah satu pendiri asli dari Harley-Davidson, William Sylvester Harley lahir 29 Desember 1880, di Milwaukee, Wisconsin Amrika Serikat. William Harley sangat ambisius, dengan penglihatan yang baik dalam bidang bisnis, Harley memulai karirnya pada usia 15 ketika ia mulai berkerja di sebuah pabrik sepeda. William Harley menaruh minat dalam pengembangan awal dari sepeda, yang memicu daya tarik tentang mekanik dan rekayasa. Dengan temannya Arthur Davidson, ia mulai perlengkapan sepeda dengan mesin bermotor. Bekerja dengan Arthur Davidson yang merupakan teman masa kecilnya itu, sama seperti Harley, Arthur Davidson juga memiliki pikiran dalam bidang mekanik. Keduanya juga berbagi minat yang mendalam tentang sepeda dan yakin mereka bisa menciptakan jenis baru sepeda mekanik yang akan lebih mudah untuk digunakan.

      Segera dua teman ini kemudian mulai bereksperimen dengan mesin berbahan bakar bensin dan mencoba pada sepeda mereka sendiri. Pada tahun 1903 William Harley dan Arthur Davidson serta dua saudara laki-laki dari Arthur Davidson membentuk Perusahaan Harley Davidson Motor Company, sebuah perusahaan Produsen sepeda motor yang kelak akan menjadi besar di dunia. Bertekad untuk membuat kehidupan yang lebih baik bagi dirinya sendiri, Harley kemudian berangkat untuk kuliah, ia adalah orang yang pertama dalam keluarganya yang kuliah dan akhirnya meraih gelar di bidang teknik mesin dari University of Wisconsin-Madison pada tahun 1907. Setelah selesai menimba ilmu, Harley kemudian kembali ke Milwaukee setelah kuliah dan mulai bekerja kembali dengan Davidson untuk memenuhi impian mereka untuk membangun sepeda bermotor. 

      Mereka memulai mengoperasikan perusahaan Harley Davidson Motor Company dari sebuah gudang kecil di halaman belakang keluarga Davidson. Nama Harley dipasang di awal karena ide asli datang dari pemikirannya tentang sepeda motor. Pada tahun pertama, perusahaan menghasilkan tiga sepeda, yang termasuk sepeda engkol dan pedal serta motor satu silinder. Selama beberapa tahun ke depan, perusahaan menyempurnakan ide sepeda motor dan menarik bisnis baru. Pada tahun 1909, perusahaan memiliki pabrik sendiri, mempekerjakan 35 pekerja dan menghasilkan lebih dari seribu sepeda motor per tahun.

      Di balik perkembangan perusahaan, William Harley adalah seorang perfeksionis yang menciptakan dan memasang mesin dua-silinder sepeda motor pertama di dunia. Ia melakukannya pada tahun 1907, dan hanya dalam beberapa tahun kemudian, kemudian dipatenkan menjadi mesin V-Twin yang kemudian meroket dan membantu pertumbuhan produksi perusahaan menjadi 3.200 sepeda dalam setahun. Selama beberapa dekade berikutnya Harley-Davidson terus melihat dorongan besar dalam penjualan dan popularitas. saat AS ikut serta pada Perang Dunia I. Tak tanggung-tanggung, Militer AS pun berani untuk memasukannya dengan jumlah sepertiga dari total 70.000 unit sepeda motor yang dibutuhkan selama perang. Pilihan itu pun tepat, karena sepeda motor Harley-Davidson dapat mempermudah pasukan AS dalam melakukan pengintaian dan pengantaran logistik ke garis terdepan medan pertempuran.

      Akhirnya, sepanjang PD I, sekitar 20.000 unit sepeda motor Harley-Davidson dikirim ke medan pertempuran. Meski masih tersisa 14.600 unit lagi yang belum diproduksi karena berakhirnya perang, Harley-Davidson berubah bak bintang. Sepeda motor tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari masyarakat AS, karena dinilai cukup membantu negara "Paman Sam" dalam medan pertempuran. Citra "Motor Nasionalis" pun disematkan masyarakat kepada sepeda motor tersebut.

      Sejumlah media massa ramai memperbincangkan "kehebatan" kendaraan Harley Davidson. Slogan “Uncle Sam’s Choice; Harley-Davidson” pun terpampang dalam salah satu iklan perusahaan tersebut pada era 1920-an. Di masa itu, Harley-Davidson akhirnya memulai masa keemasannya. Harley-Davidson kemudian menjadi legenda dan mampu mengungguli pesaing-pesaingnya hingga menjadi perusahaan sepeda motor terbesar di dunia hingga masa kini.
      Sampai kematiannya, William Harley terbukti berperan dalam keberhasilan perusahaan dan pengenalan sepeda motor baru. Dia adalah seorang pembalap dan memiliki gairah untuk menguji sepeda barunya. Harley meninggal karena gagal jantung pada tanggal 18 September 1943. Ia dimakamkan di Pemakaman Holy Cross dan Mausoleum di Milwaukee. Pada tahun 1998, ia dilantik ke dalam Hall of Fame motor di Columbus, Ohio sekaligus dikenal sebagai "Father of Harley-Davidson" bersama Arthur Davidson.

      Referensi klik DISINI

      Biografi Soichiro Honda

      Semua berawal dari Soichiro yang berumur 16 tahun, dan tak mau melanjutkan sekolah. Karena ia menganggap sekolah saat itu hanya membuang waktu. Ia hanya ingin mendalami tentang mesin mobil. Akhirnya, ayahnya yang mengerti betul tentang ambisinya mengenalkan kepada seorang teman di Tokyo bernama Kashiwabara, seorang direktur bengkel mobil bernama Art. Akhirnya pada bulan Maret 1922, Soichiro diantar ayahnya ke Tokyo untuk bekerja disana. Tapi bukan sebagai teknisi atau yang berhubungan dengan mesin, ia hanya sebagai pengasuh bayi. Bayi yang ia asuh adalah anak dari direktur bengkel Art.

      Dari sanalah pengetahuannya tentang mesin berkembang. Ia mencuri-curi waktu pada saat bengkel tutup untuk sekedar melihat dan menganalisa mesin mobil. Apalagi ketika ia menemukan sebuah buku di perpustakaan, dan mengumpulkan uang gajinya hanya untuk menyewa buku tersebut. Buku yang pertama ia baca adalah Sistem Pembakaran Dalam.

      Pada suatu hari, ketika Soichiro sedang mengepel lantai, ia diajak majikannya untuk membantu di bengkel, karena hari itu bengkel sedang sibuk. Dan disinilah ia menunjukkan kemampuannya membetulkan mesin mobil Ford model T yang dikeluarkan pada tahun 1908. Dengan pengetahuannya mencuri-curi waktu untuk sekedar mengintip mesin mobil dan ilmu yang ia dapat dari buku, akhirnya ia berhasil membuat takjub para teknisi lain.

      Pada umur 18 tahun, ia pergi ke kota Marioka untuk membetulkan mesin mobil. Karena masih muda, sampai-sampai penjemput keheranan.
      “Tuan bengkel Art-nya sedang ke toilet ya?” tanya salah satu dari dua orang penjemput, karena sangat tidak percaya yang ia jemput hanyalah anak muda berumur belasan tahun.
      “Sayalah yang anda maksud, terima kasih sudah menjemput saya” jawab Soichiro santai.
      Hihihi.. lucu juga kalau melihat wajah kedua penjemput itu. Ketakjuban para teknisi tidak sampai disitu, saat ia mulai membongkar mobil pun, banyak yang tak percaya ia bisa memasangnya kembali. Tapi ternyata, ia berhasil membetulkan mobil tersebut. Dengan prestasinya tersebut, pada usia 22 tahun ia sudah menjadi kepala bengkel Art, dan dipercaya untuk membuka cabang di kota Hamamatsu.

      Pada tahun 1928 Soichiro menjadi kepala bengkel Art cabang Hamamatsu. Awalnya bengkel tersebut hanya mempunyai 1 orang karyawan, tapi setelah 3 tahun berdiri, sudah mempunyai sekitar 50 orang karyawan. Selama kurun waktu tersebut, masalah perbaikan mobil diserahkan kepada anak buahnya yang terlebih dahulu diberikan pengetahuan tentang mesin. Sedangkan Soichiro hanya memeriksa hasil kerja anak buahnya, dan lebih berkonsentrasi pada peningkatan kreativitas dan pengetahuannya dalam bidang mesin.

      Sebagai kepala bengkel, ia terkenal galak dan keras. Ia tak segan untuk memukul kepala anak buahnya dengan obeng atau kunci pas (seperti yang terlihat di buku, entah itu benar atau tidak). Dari seluruh karyawannya, terdapat dua golongan. Yang satu adalah yang bertahan dan yang melarikan diri. Dan biasanya, orang-orang yang bertahan adalah orang-orang yang menjadi teknisi handal.

      Pada kurun waktu 3 tahun, Soichiro membuat veleg mobil yang terbuat dari besi. Di masa itu, veleg mobil terbuat dari kayu, sehingga jika digunakan dalam jangka waktu yang lama, poros veleg tersebut akan longgar.

      Pada tahun 1933, ternyata Soichiro sudah mulai membuat mobil balap dengan tangannya sendiri, yang ia namakan Curtis. Nama Curtis diambil dari nama mesin yang ia gunakan, mesin pesawat jenis Curtis A1. Dengan mobil buatannya, ia pernah menjuarai balapan tetapi hanya sebagai navigator, bukan sebagai

      pembalap.

      Di tahun yang sama, Soichiro menikah dengan Sachi, seorang wanita berpendidikan. Kehadiran Sachi yang berpendidikan, bagi Soichiro yang tidak menjalani pendidikan formal menjadi sangat besar artinya. Sachi tidak hanya berperan sebagai istri, tapi juga guru yang mengajarkan tata krama dan ilmu-ilmu dasar. Tapi yang paling besar artinya adalah bagaimana Sachi mengerti tentang minat Soichiro pada bidang teknik.

      Pada tahun 1934, Soichiro berencana membuat mobil sendiri. Bukan mengambil mesin mobil dari merek-merek terkenal di masa itu. Niat itu pun ia jalani dengan terlebih dahulu membuat ring piston. Di tahun 1935, tepat disamping bengkel Art ia membuat papan nama Pusat Penelitian Ring Piston Art.

      Ring piston buatan Soichiro selalu gagal, karena ia sama sekali tak mengerti masalah pencampuran logam. Karena ring piston buatannya selalu patah atau menggores dinding slinder. Akhirnya ia datang ke Sekolah Tinggi Hamamatsu jurusan mesin, dan diberitahu bahwa ada campuran lain yang diperlukan untuk membuat ring piston, diantaranya silikon. Dengan informasi yang ia terima, akhirnya ia punya tekad yang bulat untuk melanjutkan sekolah, walaupun saat itu Soichiro sudah berumur 28 tahun.

      Akhirnya 3 tahun kemudian, tepatnya tanggal 20 November 1937 ring piston berhasil dibuatnya. Dan pada tahun 1938 ia mendirikan pabrik pembuatan ring piston bernama Tokai Seiki. Sedangkan bengkel yang ia kepalai diserahkan kepada anak buahnya untuk dikelola.

      Bengkel yang ia dirikan akhirnya berproduksi secara resmi pada tahun 1941 setelah ada investor dari Toyota. Pada tahun 1945, tepatnya setelah perang dunia ke-2, Jepang menjadi negara rendah karena kalah perang. Dan hidup Soichiro menjadi terlunta-lunta. Ia tak mengerjakan pekerjaan apapun saat itu. Tidak ada niat lagi untuk membangun pabrik, bahkan ia hanya ingin belajar bermain suling saat itu.

      Di masa setelah perang, dimana benda-benda masih sangat langka, justru industri tekstil berkembang sangat pesat saat itu. Kabarnya, orang-orang yang mempunyai mesin tenun, sekali menggerakkan mesinnya, ia bisa mendapatkan 10 ribu yen. Dan saat itu Soichiro berfikir bagaimana membuat mesin tenun yang lebih canggih dari yang ada saat itu. Ia pun mendirikan pabrik pembuatan mesin tenun yang akhirnya terhenti karena kurang modal.

      Saat pabrik yang ia buat terhenti, ada seorang teman yang menawarkan mesin pemancar radio bekas kegiatan perang yang ternyata berjumlah 500 buah. Dan Soichiro diminta untuk memanfaatkan mesin tersebut.

      Setelah melihat sepeda, ia pun berniat membuat sepeda motor dengan mesin pemancar radio. Cara mengendarai sepeda motor saat itu juga sangat berlainan dengan yang ada sekarang. Pertama-tama mesih harus dipanaskan dengan api, dan digenjot minimal 30 menit, baru mesin bisa digunakan. Tapi tetap saja laku keras, dan kapasitas produksi saat itu 1 unit lebih dalam 1 hari. Dalam setahun saja, 500 buah pemancar radio habis.

      Dengan prestasi tersebut, Soichiro terus mengembangkan mesin sepeda motor, dan berhasi menciptakan sepeda motor yang dinamakan Dream D, setelah membuat mesin A, B, dan C. Motor buatan Soichiro ini adalah mesin 2 tak dengan 98 cc dan kecepatan maksimum hanya 50 km/jam.

      Bersamaan dengan akan dipasarkannya Dream D, seorang marketer hebat bernama Fujisawa ikut menggabungkan diri dengan Soichiro dan membangun pabrik pembuatan sepeda motor. Kemudian selanjutnya, kehadiran Fujisawa membawa perubahan besar terhadap perusahaan bernama Honda.

      Sebelum Dream D dipasarkan, Fujisawa menguju coba motor tersebut kepada masyarakat. Dan diketahui, karena Dream D adalah motor 2 tak, maka kebisingan yang dibuat menjadi masalah. Dan dengan demikian, Fujisawa memaksa Soichiro untuk membuat mesin 4 tak yang miskin suara kebisingan. Akhirnya mesin 4 tak dibuat dan berhasil menjadi nomor satu di Jepang. Dengan mesin 4 tak ini, kecepatan maksimum adalah 75 km/jam.

      Referensi klik DISINI

      Biografi Michio Suzuki - Pendiri Suzuki


       
      Anda pasti mengenal merk Suzuki, Ya sebuah merk otomotif terkenal dari sebuah perusahaan otomotif jepang yang memproduksi motor dan mobil, produk-produknya sangat terkenal di dunia. Pendiri Suzuki yaitu Michio Suzuki dilahirkan pada tahun 1887 di sebuah kota kecil bernama Hamamatsu sekitar 200 km dari Tokyo, Jepang. Ia merupakan anak dari seorang petani kapas Jepang. Michio bekerja sebagai tukang kayu dan tumbuh menjadi seorang anak muda yang mau bekerja keras . Pada tahun 1909, pada usia 22 tahun, dia merancang sebuah alat tenun kayu yang dioperasikan dengan pedal, dan mulai menjual produknya. Suzuki Loom Works pun didirikan. Bisnis nya berjalan baik, pesanan stok semakin meningkat dan Michio Suzuki mengembangkan mesinnya untuk industri sutra. Akhirnya, banyak mesin yang dikembangkan para ahli SLW dan bisnisnya pun tumbuh dengan pesat.

      Sebelas tahun kemudian, pada 1920, Michio Suzuki memutuskan untuk memperkenalkan bisnis nya di bursa saham. Hari-hari sebagai perusahaan kecil milik keluarga pun berakhir, Michio Suzuki membutuhkan dana untuk bisa melakukan expansi bisnisnya untuk memenuhi permintaan dari pasar yang semakin berkembang. Pendirian Suzuki Loom Manufacturing Company (Suzuki Jidosha Kogyo) pada Maret 1920 di anggap sebagai cikal bakal dari Suzuki Motor Company. Suzuki Loom Manufacturing Company mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk investasi dan perusahaan ini pun berkembang dengan cepat. Pada tahun 1922 Suzuki Jidosha Kogyo telah menjadi perusahaan perkakas tenun terbesar di Jepang . Pada saat itu, Jepang belum menjadi kekuatan industri terbesar seperti yang kita kenal seperti sekarang ini . Komoditi ekspor terpenting saat itu adalah hasil garmen dan pakaian . Pada tahun 1926 Suzuki mulai meng-ekspor perkakas tenunnya ke Asia Tenggara dan India. Tetapi kebutuhan pasar dalam sekejap telah terpenuhi, perkakas tenun berkualitas tinggi dari Suzuki yang bisa bertahan lama menyebabkan permintaan untuk alat tenun baru pun perlahan menyusut. Suzuki mulai mempertimbangkan untuk membuat produk lain selain memproduksi mesin tenun .

      Bisa dikatakan hanya sedikit sekali pabrikan sepeda motor atau mobil di Jepang sebelum Perang Dunia ke Dua . Soichiro Honda baru membuat sepeda motornya pada tahun 1947. Sedangkan di Eropa dan Amerika industri sepeda motor dan mobil telah berjalan beberapa dekade. “Mesin Otto” telah dipatenkan di jerman tahun 1876 dan prototype sepeda motor pertama Einspur, Gottlieb Daimler’s telah dibuat tahun 1885. Robert Bosch memperkenalkan low-tension magneto the motorcycle sebelum akhir abad 19 dan pada saat yang sama Michio Suzuki sedang mendesain perkakas tenun pertamanya, perusahaan Eropa seperti Zedel (kemudian menjadi NSU), Royald enfield, puch, Peugeot, Norton dan Husqvarna telah memproduksi sepeda motor, begitu juga Indian dan Harley Davidson di Amerika. Majalah-majalah sepeda motor telah terbit dan beberapa club motor ter-organisir muncul di Eropa. Balap Isle Of Man TT pertama berlangsung tahun 1907, dua tahun sebelum Michio Suzuki memulai bengkel perkakas tenunnya.

      Tidak perlu dipertanyakan lagi, bahwa Jepang memang bukanlah pioneer dalam hal mendesain sepeda motor. Pabrikan Jepang terjun ke dalam bisnis ini puluhan tahun setelah Eropa dan dalam permulaannya pun mereka kebanyakan meniru desain dan the technical solutions dari mesin-mesin Eropa. Tetapi kita semua tahu apa yang terjadi setelah era tersebut, beberapa puluh tahun setelah Perang Dunia ke 2 pabrikan raksasa Jepang mendominasi pasar sepeda motor dunia. Suzuki Loom Manufacturing Company adalah sebuah perusahaan yang mengesankan tetapi semakin menurunnya permintaan akan produk mereka membuat Suzuki mempertimbangkan untuk terjun ke dalam bisnis otomotif. 20.000 kendaraan diimpor Jepang tiap tahunnya, tetapi belum bisa memuaskan permintaan pasar akan kendaraan kelas ringan yang murah. Michio Suzuki melihat celah pasar ini dan memulai langkah pertamanya.

      Tahun 1938 Suzuki membuat prototype mobil pertamanya, berdasarkan pada Austin Seven. Tim riset Suzuki membeli sebuah Austin Seven dari Inggris, dipreteli dan dipelajari, setelah beberapa bulan kemudian mereka telah bisa membuat replika dari mobil 737cc buatan inggris tsb. Pada saat itu Jepang hanya menguasai sedikit pengetahuan tentang bagaimana memproduksi mobil dan sepeda motor yang bagus dan meniru dari mobil buatan pabrikan Eropa sepertinya menjadi jalan untuk memulainya. Tetapi timing nya sangat tidak tepat. Pada saat itu Jepang sedang bersiap untuk berperang. Proyek ini terbengkalai dan Austin Seven versi Suzuki tidak pernah diproduksi massal. Meskipun begitu proyek ini memang bukan ide yang original, karena mobil pertama dari Nissan’s berdasarkan pada Austin Seven.

      Setelah perang berakhir, diikuti oleh periode pembangunan kembali dan pemulihan ekonomi yang saat itu sangat tidak stabil. Pabrik perkakas tenun SLMC berusaha untuk diperbaharui, tetapi gelombang serangan tahun 40-an serta struktur finansial yang berantakan pasca perang pada awal 50-an hampir menghancurkan Suzuki Loom Manufacturing Company. Berdasarkan sebuah cerita tentang Shunzo, yaitu anak laki-laki Michio, dia memiliki ide untuk memasangkan mesin pada sepedanya ketika dia pulang dari perjalanan memancing pada suatu hari di musim gugur. Tanpa suatu tujuan khusus, dia berkutat dengan meja gambar di rumahnya dan mulai merancang sepeda bermotor nya sendiri. Tidak pernah diketahui apakah cerita ini nyata atau tidak, tetapi yang pasti manufacturing sepeda motor akan menyelamatkan perusahaan ini dari kehancuran.

      Pada November 1951 para insinyur dari Suzuki Loom Manufacturing Company mulai mendesain sebuah mesin yang bisa dipasangkan pada sepeda. ide ini tidaklah unik, saat itu lebih dari 100 perusahaan Jepang lainnya muncul dengan ide yang sama . Soichiro

      Honda memulai Honda Technical Research Institute nya pada tahun 1946 dengan memperbaiki mesin-mesin kecil bekas yang dipakai oleh tentara Jepang selama perang dan memasangkannya pada sepeda . Satu tahun kemudian Honda mulai membuat mesin mereka sendiri. Saat itu Suzuki menyerahkan produksi sepeda bermotor pertama nya kepada Honda (Sekarang bernama Honda Motor Company) yang menguasai 70% dari commuting market . Sebelum mesin Power Free 36cc dirilis, sebuah mesin prototype 30cc, diberi nama “Atom” telah dibuat oleh Suzuki. “The Atom” tidak pernah diproduksi massal . Kualitas yang tinggi dari sepeda motor Suzuki membuatnya berdiri kokoh dan membuat gebrakan besar di Jepang . Banyak dari ide-ide original Shonzu Suzuki sampai ke tahap produksi. Sistem rancangannya dianggap sangat jenius, sehingga Kantor Hak Paten dari pemerintahan demokratik yang baru, memberikan subsidi keuangan pada Suzuki untuk meneruskan riset engineering sepeda motor. Tidak seperti kebanyakan kompetitornya, “the Power Free” tidak mempergunakan mesin dari produk berlebih milik militer, tetapi seluruhnya dibuat oleh Suzuki.  

      Pabrikan Suzuki bahkan membuat karburator dan magnet flywheel . The Power Free , diluncurkan akhir ’51, baru saja dijual beberapa bulan tidak lama berselang dilakukan banyak perubahan dan peningkatan . Hanya sebentar setelah Power Free diluncurkan pemerintah Jepang mengubah kebijakan tentang izin mengendarai sepeda motor berkapasitas kecil.Tidak diwajibkan lagi Surat Izin Mengemudi untuk mengendarai sepeda motor 4 tak berkapasitas sampai 90cc dan 2 tak sampai 60cc. Suzuki dengan segera melakukan pengembangan sepeda motor baru dengan peningkikatan kapasitas mesin menjadi 60cc. Dan ditambahkan pula gearbox dua speed pada produk mereka.

      Setelah “The Power Free” sukses di pasaran, pada tahun 1953 Suzuki Jidosha Kogyo memperkenalkan “Diamond Free” yang merupakan pengembangan dari the Power Free. Kemudian tahun 1954 “Mini Free” moped 50cc yang mempergunakan vee belt sebagai penerus daya dirilis, pada tahun itu Suzuki memproduksi 6000 sepeda motor perbulan, dan berganti nama menjadi “Suzuki Motor Co. Ltd” pada bulan juni 1954 . Berawal dari pembuatan Bracket untuk mesin temple pada sepeda buatan Suzuki pertama kali. Akhirnya pada tahun 1954, Suzuki mencoba membuat sepeda motor pertamanya dengan nama COLLEDA 90cc. sampai dengan tahun 1960an, tidak banyak yang dapat dilakukan Suzuki karena sedikitnya permintaan export.

      Di tahun 1967, Suzuki meluncurkan T500 yang diexport ke Amerika dan Inggris dengan nama Titan untuk USA dan Cobra untuk Inggris. Kemunculan T500 dinilai cukup sukses dan terus dikembangkan menjadi GT500 yang terus diproduksi hingga tahun 1977. Pada tahun1971, Suzuki mengalami kegagalan di pasar dunia dengan meluncurkan dengan model GT750 atau Water Buffalo. Pada tahun 1976 GT750 dikembangkan Menjadi GS750. Model GS750 ini cukup sukses dan sangat cepat menjadi popular. Pada tahun 1978, Suzuki mencapai kesuksesan yang luar biasa dengan diluncurkanya model GS 1000, Kesuksesannya ini dipicu karena motor Suzuki model GS 1000 ini memiliki frame yang terlihat lebih kokoh dibanding motor-motor lain saat itu.  

      Hasil pengembangan GS 1000 adalah GSX 1000 itahun 1980 dan GSX 1100 Katana di tahun 1982. Dengan model yang dikenal power full, style yang modern, body ringan dan harganya yang. sangat kompetitif. ini Suzuki mencapai sukses besar. Pada tahun 1986, kembali Suzuki membuat gebrakan dengan model andalanya GSX-R750 dan GSX-R 1100 yang dikenal sebagai motor super cepat pada saat itu karena modelnya yang mengadobsi motor balap dan diperuntukkan pada jalan raya. Suzuki model GSX-R750, sampai saat ini terus diproduksi sampai saat ini karena memiliki penjualan yang baik. Lain halnya dengan Suzuki model GSX-R 1100, produksinya di stop karena penjualan yang tak baik dan menyebabkan kerugian. Di tahun 1990an, GSX-R 1100 kembali didesign ulang namun tetap kurang mencapai kesuksesan. Gebrakan yang kesekian kalinya dialakukan kembali oleh Suzuki pada tahun 1999 dengan memproduksi GSX-1300R yang kita kenal dengan nama HAYABUSA sekaligus menjadi motor jalanan (street bike) yang tercepat didunia karena kecepatan mencapai 310km/jam.

      Setelah melihat perkembangan yang sukses dari perusahaan Suzuki yang didirikannya, pada tahun 1982 pada umur 94 Michio Suzuki akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Ia berhasil membawa Suzuki menjadi sebuah perusahaan otomotif yang terkenal dan besar di dunia dengan banyak produk yang dikeluarkan disukai oleh masyarakat. Itu semua adalah ciptaannya yang dibuat berdasarkan kejeliannya dalam mendengarkan konsumen. Bukan untuk sebuah gaya, tapi efisiensi.

      Referensi klik DISINI

      Biografi Chester Carlson - Penemu Mesin Fotocopy



      Chester Flood Carlson merupakan Penemu dari Mesin Fotocopy dilahirkan pada tanggal 8 Februari 1906 di Seattle, Washington, Amerika Serikat Ayahnya mengidap penyakit TBC membuat dia harus bekerja keras untuk mendapatkan biaya pengobatan. Pada saat berusia 17 tahun Ibunya meninggal dan empat tahun setelah ibunya meninggal ayah Carlson menyusul. Hal ini tidak membuat Carlson patah semangat untuk belajar. Dia bisa menyelesaikan pendidikannya hingga bangku kuliah yaitu di California Institute of Technology. setelah menamatkan kuliahnya, Carlson kemudian bekerja di sebuah perusahaan pembuat barang elektronik. Chester Carlson mengawali pekerjaannya sebagai penyalin dokumen paten di sebuah peruahaan analisis paten, Carlson berpikir untuk mempercepat pekerjaannya yaitu dengan membuat sebuah alat yang bisa mencetak dokumen secara berulang-ulang. Ia pun membaca berbagai referensi mengenai mesin cetak. Akhirnya, ia menemukan konsep elektrofotografi, yang sekarang kita kenal sebagai mesin fotokopi.

      Pada 1938, Chester Carlson membuat eksperimen kecil yang memanfaatkan bubuk jelaga (karbon) dan penyinaran cahaya dan memindahkan suatu tulisan dari sebuah medium ke medium yang lain. Ia juga menggunakan konsep yang disebut photo-conductivity, sebuah proses perubahan elektron jika terkena cahaya. Intinya, dengan proses ini, gambar bisa digandakan dengan proses perubahan elektron tersebut. Sebagian besar literatur menyebutkan, temuan Carlson menciptakan proses mengkopi dengan menggunakan energi elektrostatik, yaitu xenography. 

      Nama xenography berasal dari bahasa Yunani, radical xeros (kering) dan graphos (menulis). Karena, dalam prosesnya tidak melibatkan cairan kimia, tak seperti teknologi sebelumnya. Melalui teknik ini, Chester Carlson telah menemukan cara yang merombak paradigma penulis ulangan sebuah dokumen, yang nantinya akan menjadi proses yang disebut fotokopi. Teknik ini kemudian dipatenkan pada 6 Oktober 1942.

      Selama beberapa tahun, Chester Carlson mencoba menyempurnakan temuannya ini. Meski sangat berguna, mesin elektrofotografi ini tidak diminati banyak orang, karena mesin tersebut dianggap tidak memiliki masa depan yang menjanjikan. Chester yang berhasil membuat alat itu harus berjualan konsep bertahun-tahun lamanya agar mesin fotokopi itu bisa dijual di pasaran. Berbagai perusahaan besar seperti Kodak yang menjual peralatan dan proses pemotretan, IBM dan General Electric, menolak temuan itu. Setelah hampir putus asa, Chester mendapat mitra pertama Batelle Memorial Institute yang bersedia memodali dengan dana dan usaha dan kemudian bersama sama berhasil meyakinkan Haloid, sebuah perusahaan menengah Haloid Corporation, New York yang menjual kertas foto mau menjadi mitranya untuk mengembangkan temuannya Haloid Company kemudian merubah nama mesin fotocopy pertama elektrofotografi karena dianggap kurang memiliki nilai jual, lalu diusulkanlah nama dengan nama Xerography. Xerography menjadi komersial setelah diadopsi oleh Xerox Corporation.

      Salah satu produk awal Xerox adalah Xerox 914, mesin foto kopi otomatis pertama yang menggunakan proses xenography. Dinamai Xerox 914 untuk merujuk pada kemampuan mesin dalam mengkopi kertas dengan ukuran 9 inci x 14 inci (229 mm x 356 mm). Xerox 914, yang dapat mengkopi hingga 100 ribu kertas per bulan, sangat popular di kalangan masyarakat pada masa itu. Produk ini menyumbang pendapatan perusahaan hingga 60 juta dolar AS. Kesuksesan itu membuat perusahaan memutuskan untuk mengubah namanya dari Haloid menjadi Xerox pada 1958. Hingga kini Xerox merupakan perusahaan mesin foto copy dan printer terkemuka di dunia.

      Produk yang dihasilkan perusahaan yang kini bermarkas di Stamford, Connecticut, AS itu pada 2006 lalu berhasil membukukan pendapatan 15,9 miliar dolar AS. Jumlah karyawannya mencapai 53.700 orang, tersebar di dunia. Chester Carlson meninggal pada 9 September 1968, di Rochester, New York, karena penyakit hati yang kronis. Berkat temuannya melalui mesin fotocopy, Chester Carlson telah menemukan cara yang merombak paradigma penulis ulangan sebuah dokumen. Hingga sekarang, proses ini hampir tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan modern. Dengan penemuan Chester Carlson ini pula kini kita dengan mudah, murah dan cepat untuk menggandakan sebuah dokumen.

      Referensi Klik DISINI